Pesona Desa Wisata Kemiri
Satu lagi objek wisata baru di Jember yang bisa dikunjungi saat akhir pekan, yaitu Desa Kemiri. Dari pusat kota Jember, lokasinya berjarak sekitar 15 km. Bagi Anda yang ingin menghabiskan hari libur dengan suasana pedesaan yang menyegarkan, silakan langsung berkunjung ke Desa Wisata Kemiri ini.
Desa Wisata Kemiri memadukan konsep wisata alam, lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat setempat. Sambil berwisata, pengunjung yang datang juga akan mendapatkan wawasan baru tentang potensi desa yang ada.
Desa Wisata Kemiri terbagi menjadi 4 daerah, yaitu Dusun Delima, Dusun Sodong, Dusun Danci, dan Dusun Tenggiling. Masing-masing area ini menawarkan keseruan berbeda.
Di Dusun Delima wisatawan bisa menemukan restoran, resort untuk menginap, dan rumah jamur sebagai kawasan budidaya jamur. Sementara itu, Dusun Sodong menawarkan atraksi menantang seperti motor trail, berkemah, sepeda gunung, dan jelajah alam.
Berbeda dari dua dusun yang ada, Dusun Danci lebih fokus pada eduwisata. Di sini pengunjung dapat belajar tentang kopi, mulai dari pembibitan sampai proses pengelolaan hingga menjadi kopi siap minum. Terakhir adalah Dusun Tenggiling. Area ini disebut sebagai integrated farming tourism, tempat di mana wisatawan diajak mempelajari pertanian tradisional yang terintegrasi.
Semakin tertarik untuk mengunjungi Desa Kemiri? Kabar baiknya lagi, semua paket wisata yang ada di sini dibanderol dengan harga yang terjangkau. Fasilitas yang ditawarkan pun cukup lengkap, termasuk pemandu wisata yang akan menemani perjalanan Anda berkeliling.
Ide Desa Wisata ini berasal dari Kepala Desa, namun terkendala banyak hal terutama modal finansial. Kemiri benar-benar dibangun dari NOL RUPIAH karena desa belum bisa menganggarkan untuk pembangunannnya” ujar Hasti Utami menerangkan proses yang dijalaninya mendampingi semangat masyarakat desa yang sedang bergeliat membangun desanya.
Keterbatasan anggaran tidak mematahkan semangat mereka, justru membuat semuanya bergerak, mulai pemuda desa, pesantren dan tokoh masyarakatnya. Semua bergerak bersama mewujudkan ide besar itu.
Bermodal tekad, keyakinan, semangat dan kreativitas, didampingi totalitas Manajemen Tamasya Bus Kota, mereka mulai mengumpulkan modal melalui Tamasya Desa Kita Jelajah Kemiri. “Alhamdulillah sukses” sambungnya.
“Tak cukup berhenti disitu, kami menghimpun produk-produk unggulan Kemiri dan menjualnya keluar desa, alhamdulillah laku. Aneka sayuran, produk olahan jamur, kopi, rambak, asap cair, minyak atsiri, opak gulung, es dawet, pakis, apapun yang bisa kami pasarkan dan diterima konsumen, kami jual” lanjutnya.
Namun, keberhasilan menjalankan 2 konsep itupun belum cukup untuk menutupi kebutuhan dana awal pembangunan desa wisata. Mereka kemudian menghimpun investor-investor lokal Desa Kemiri untuk bermitra.
“Toko bahan bangunan memberikan pinjaman bahan, pemilik bambu menginvestasikan bambunya, pemilik lahan meminjamkan lahannya” urainya dengan bangga.
Tidak hanya yang bermodal yang ikut berpartisipasi, di sela waktu luang mereka, masyarakat sekitar terutama pemuda-pemudanya, secara bergiliran membantu merealisasikan mimpi besar Desa Kemiri sebagai The Inspiring Village, sebuah Destinasi Wisata Baru di Jember. Ada yang membantu sepulang ngarit, sepulang ngajar di pesantren, sepulang kuliah, sepulang kerja sebagai pengaduk kopi, dan lain lain.
Memang tak semua pemuda yang bisa istiqomah berjuang dari awal sampai akhir, pasang surut semangat dan seleksi alam pun terjadi. Bersyukur papan nama desa wisata dan sebagian fasilitasnya telah berdiri meski hanya dilakukan bersama sisa-sisa pejuang yang tetap semangat, harapannya, akan menjadi amunisi & suntikan semangat baru bagi warga Desa Kemiri menggapai mimpi besar bersama.
“Sekali layar terkembang, pantang berhenti berlayar. Meskipun baru 20% pembangunan, kami memberanikan diri meresmikan desa wisata ini ” lanjut Hesti.
Desa Wisata Kemiri, sengaja didesign tidak hanya terpusat di satu titik, tapi menyebar ke hampir seluruh wilayah desa dengan tujuan pemerataan manfaat, agar semakin banyak yang menerima dampak positifnya.
Sedikitnya ada 4 Dusun sebagai destinasi utama, yaitu :
Dusun Delima sebagai sentral destinasi, disini ada Kemiri Resort dengan Kemiri Resto dan Rumah Jamur. Semua paket-paket wisata Kemiri start dan finish disini.
Di Delima juga ada JCC Pesantren Al Hasan, dimana para pengunjung bisa ngopi sambil belajar mengolah kopi, ada roaster dan barista santri.
Dusun Sodong sebagai pusat kegiatan adventure, seperti motor trail, camping, jelajah jejak banjir bandang dan mountain bike.
Dusun Danci sebagai kampung kopi dimana pengunjung bisa belajar tentang kopi rakyat mulai dari pembibitan sampai kopi siap minum. Edukasi kopi di Danci lebih pada perawatan tanaman, sedangkan pengolahan bijinya dipusatkan di JCC.
Dusun Tenggiling sebagai pusat dari integrated farming tourism, dimana pengunjung bisa mempelajari pertanian tradisional yang terintegrasi. Kawasan ini akan menjadi kawasan terakhir yang akan dibangun menyesuaikan dengan dana yang bisa dihimpun.
Pengelola menyediakan bermacam paket wisata dengan harga yang terjangkau, misalnya Kemiri Walking Tour, Kemiri Jelajah Bisnis, edufan Rumah Jamur, edufan kopi rakyat, dsb dengan tarif mulai dari 20 ribu dengan fasilitas makan dan pemandu wisata.
Namun, pengunjung yang datang tak harus mengikuti paket wisata yang telah disiapkan pengelola, bisa juga kulineran di Kemiri Resto dan rumah jamur, bisa juga sekedar ngopi di JCC, atau jika hanya foto di kawasan Kemiri gratis tanpa ada tiket masuk.
Jerih payah semangat gotong royong semua pihak untuk membangun selama 10 bulan itu akhirnya terbayar lunas dengan acara peresmian oleh Bupati Hendy Siswanto kemarin. Desa Wisata Kemiri akhirnya dinobatkan sebagai desa wisata pertama di Jember.
Memperkenalkan Dan Mempromosikan Desa Wisata Kemiri di Kabupaten Jember
Desa Wisata Kemiri merupakan desa yang terletak di lereng Gunung Argopuro, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Desa Kemiri merintis menjadi Desa Wisata sejak akhir tahun 2019 dimulai dengan membentuk Pokdarwis. Sayangnya pada awal tahun 2020 terjadi Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan tentunya Jember. Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor, tidak hanya pada kesehatan, namun termasuk juga sektor pariwisata. Berbagai hambatan, pembatasan, perintisan dan pergerakan desa wisata juga menjadi masalah. Desa wisata merupakan salah satu pilihan wisata yang memiliki seni dan nilai sendiri bagi setiap orang, setiap desa wisata memiliki keunikan dan keindahannya masing-masing.
Pada platform Exovillage ini membantu desa wisata menyajikan informasi, promosi, publikasi, dan marketing kepada khalayak umum tentang desa wisata dan spot-spot yang ada di desa tersebut.Dwi Sofiana Ayuningtyas mahasiswa Undip yang melakukan KKN Tematik bekerja sama dengan Exovillage dalam Kampus Merdeka di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Mahasiswa membantu dalam proses literasi digital, explorasi, promosi desa wisata Kemiri menggunakan platform Exovillage.
Mahasiswa mengajak dua kader desa dari Pokdarwis membuat akun Exovillage untuk mempublikasikan Desa Wisata Kemiri. Pada Minggu, 28 November 2021 bersamaan dengan pelaksanaan Social Project PK-174 LPDP, mahasiswa melakukan sosialiasi tentang Exovillage sebagai platform desa wisata yang dapat digunakan oleh semua orang.
Masyarakat menyambut senang dan terbuka adanya platform digital dalam upaya mempromosikan Desa Wisata Kemiri. Fitur yang ada di Exovillage diantara Desa Wisata, destinasi, kuliner, toko sovernir, dan Exomarket sebagai media digital marketing. Harapan masyarakat selain mempromosikan Desa Wisata Kemiri, juga dapat memesan tiket atau paket wisata agar lebih terintegrasi dalam proses pengelolaan dan operasional pemesanan paket wisata.
Kembali Bangkit, Desa Wisata Kemiri Dan Jember Coffee Centre (JCC) Akhirnya Diresmikan
Jember – Desa Wisata Kemiri dan Jember Coffee Centre (JCC) kembali bangkit setelah diresmian oleh Bupati Jember Hendy Siswanto, Rabu (31/03/2021). Butuh waktu kurang lebih 10 bulan mempersiapkan desa wisata ini, hingga akhirnya diperkenalkan menjadi destinasi wisata baru di Jember.
“ Kami berharap kami berharap desa wisata yang dimulai dari nol rupiah ini bisa memberikan manfaat besar untuk masyarakat dan Indonesia,” ucap Bupati Hendy.
Hal yang tak mudah mempersiapkan desa wisata ini, terlebih salah satu desa di Kecamatan Panti ini tahun 2006 lalu porak poranda akibat banjir bandang. Kebangkitan Desa Wisata Kemiri ini sekaligus memberikan peran desa ditengah goncangan ekonomi dampak adanya covid 19.
Kepala Desa Kemiri yang memiliki Ide Desa Wisata menyampaikan banyak kendala yang dihadapi untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut. Kendala utama yakni modal finansial. Desa Kemiri dibangun dari Nol Rupiah karena desa belum bisa menganggarkan untuk biaya pembangunan.
Semua elemen masyarakat ikut bersinergi dan berkolaborasi, mulai dari pemuda desa, pihak pesantren dan tokoh masyarakat. Bermodal tekad, keyakinan, semangat dan kreativitas, didampingi Manajemen Tamasya Bus Kota, kemudian mulai mengumpulkan modal melalui Tamasya Desa Kita Jelajah Kemiri.
Tidak hanya itu saja produk-produk unggulan Kemiri dihimpun dan dijual keluar desa. Aneka sayuran, produk olahan jamur, kopi, rambak, asap cair, minyak atsiri,opak gulung, es dawet, pakis, apapun yang bisa dipasarkan dan diterima konsumen mereka jual. Merasa usaha mereka belum cukup makan dihimpunlah investor-investor lokal Kemiri untuk bermitra.
Desa Wisata Kemiri dan Jember Coffee Center (JCC) tak hanya terpusat di satu titik, tapi menyebar ke hampir seluruh wilayah desa dengan tujuan pemerataan manfaat, sehingga nantinya semakin banyak yang menerima dampak positifnya.
Ada empat Dusun yang menjadi destinasi utama yaitu Dusu Delima sebagai sentral destinasi, Dusun Sodong sebagai pusat kegiatan adventure, Dusun Danci sebagai kampung kopi, dan Dusun Tenggiling sebagai pusat dari integrated farming tourism.
“Desa Kemiri ini bisa dikatakan The Inspiring Village, sebagai desa wisata pertama di Jember semoga bisa menginspirasi desa lain dapat memajukan desanya. Bahkan dari nol rupiahpun bisa menjadi desa wisata. Kedepan diharapkan Desa Wisata Kemiri dapat semakin memberi warna untuk pariwisata Jember,” Kata Hendy Siswanto.
WAJAH BARU DESA KEMIRI SETELAH 15 TAHUN PASCA BANJIR BANDANG
Desa Kemiri, Kabupaten Jember pada 2006 sempat diterjang banjir bandang yang cukup parah. Peristiwa itu tidak hanya berdampak pada pemukiman penduduk, namun juga perekonomian masyarakat yang mayoritas petani. Pasca 15 tahun peristiwa itu berlalu, berkat keteguhan dan semangat pemerintah serta dukungan banyak pihak, kondisi desa Kemiri berangsur pulih dan berubah menjadi desa wisata.
Pada Rabu (31/3/2021) sore, Bupati Jember, Hendy Siswanto bahkan meresmikan Desa Wisata Kemiri. Peresmian itu ditandai secara simbolis lewat pelepasan burung merpati, didampingi Muspika Kecamatan Panti dan Tim Pengelola Desa Wisata Kemiri.
Ketua Tim Pengelola Desa Wisata Kemiri, Farhan Aziz mengatakan, peresmian Desa Wisata Kemiri ini juga dibarengi dengan peresmian Jember Coffee Center (JCC). Saat bercerita tentang konsep yang diusung Desa Wisata Kemiri, ia menjelaskan bahwa konsepnya adalah community based tourism. Sehingga nantinya akan melibatkan banyak UMKM untuk bekerjasama. Banyak hal yang ditawarkan dalam Desa Wisata Kemiri ini. Mulai dari sport tourism, wisata edukasi, hingga kuliner khas Desa Kemiri.
Farhan memproyeksikan Desa Wisata Kemiri bisa menjadi role model untuk membangkitkan dunia pariwisata di Jember. Ia juga berharap dengan mengusung konsep berbasis partisipasi masyarakat, jalannya desa wisata ini bisa berkelanjutan. Jika nantinya ada desa wisata lain di Jember, maka pihaknya tidak akan menganggap sebagai pesaing, melainkan digandeng menjadi mitra. Karena ia menilai hal itu menunjukkan akselerasi pertumbuhan sektor wisata di Jember
Harga Tiket Masuk Desa Wisata Kemiri
Farhan menuturkan, saat ini tidak ada tiket masuk ke Desa Wisata Kemiri. Namun, sejumlah paket wisata dijual untuk wisatawan, yang tarifnya mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 70.000.
“Tergantung paket wisata apa yang mau diikuti, apakah walking tour, atau bersepeda, atau wisata edukasi. Untuk tiket masuk tidak ada sementara ini,” ujar Farhan.