TPA Pakusari, Dari Gunungan Sampah Kini Disulap Jadi Lokasi Wisata

Puluhan ton sampah di Jember setiap hari tertumpuk menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari. Dari tangan dingin Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Eko Heru Sunarso, pusat tempat sampah di Jember itu didesain menjadi wahana wisata ramah lingkungan untuk masyarakat.

“Disini ada pengolahan sampah organik dan non organik. Ke depan juga sampah akan diolah menjadi bahan biogas agar bisa termanfaatkan untuk warga setempat,” kata Heru.

Dia menuturkan, saat ini di TPA Pakusari juga ada edukasi pengolahan sampah yang sangat penting. Tak heran saat memasuki TPA Pakusari, memang sekilas tidak seperti masuk ke kawasan sampah, namun justru suasana nampak asri dan kawasan bersih serta sejumlah bunga yang ditanam di beberapa tempat bekas. Tak ketinggalan, pada gerbang masuk, ada kantin hiasan ornamen dari barang bekas.

Yang unik untuk foto-foto media sosial, yakni pada kawasan Zona Pasif yang terdapat sebuah replika dinosaurus tinggi besar, di sebelahnya ada pondok berdinding botol. “Itu spot andalan warga untuk foto-foto dan TPA Pakusari jadi terkenal,” katanya.

Terakhir sebagai pengejuk suasana, warga difasilitasi gazebo untuk bersantai dengan pemandangan rerumputan hijau terawat segar.

Sementara Bupati Jember Ir. H Hendy Siswanto, didampingi Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup,  Eko Heru Sunarso telah meninjau lokasi menarik tersebut. Dengan Pengelolaan yang baik, saat ini TPA Pakusari berubah menjadi tempat wisata edukasi. Oleh karena itu, Bupati Jember melihat terdapat potensi yang luar biasa dalam pengoptimalan pengelolaan sampah yang bisa mencapai 160 ton per hari.

“Sampah ternyata bermanfaat jika diolah dengan baik. Ini bisa dikembangkan lebih baik lagi, kita akan libatkan stakeholder baik dari swasta maupun pemerintah agar pengelolaan sampah ini lebih optimal,” ujar Bupati Hendy.

Dia pastikan pengelolaan TPA Pakusari akan lebih baik lagi kedepannya, sehingga bisa menjadi percontohan TPA di tempat lain. Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa memanfaatkan wisata edukasi sampah sekaligus tempat wisata ini untuk berjualan.

Ke depannya, dia mengarahkan untuk dibentuk management juga diperlukan bantuan berbagai pihak untuk mengurangi penumpukan sampah. “Ada beberapa tempat sampah cair, saluran sudah bagus, tapi airnya belum terkelola dengan bagus. Kami meminta kepala dinas terkait agar segera menangani hal tersebut,” terangnya.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Jember bekerja sama dengan warga Perancis untuk membendung air di sekitar TPA Pakusari dengan menggunakan alat tertentu.
“Mereka bakal membersihkan sampah yang mengendap, memilah sampah yang organik dan anorganik. Namun, Pemkab juga tetap akan bekerjasama dengan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Dulu Kelebihan Muatan Sampah Sekarang Destinasi Wisata

TPA Pakusari Jember Mengubah Lokasi Sampah Menjadi Destinasi Wisata Edukasi Daur Ulang - Travellink Indonesia

Sebelum bertransformasi seperti sekarang ini, TPA Pakusari pernah mengalami kelebihan muatan sampah. TPA Pakusari ini merupakan “gudangnya” sampah dari se-Kabupaten Jember. Tidak mengherankan jika di tahun 2015 yang lalu pernah kelebihan muatan sampah. Jalan satu-satunya untuk menekan peningkatan jumlah sampah itu dengan melakukan perluasan TPA serta melakukan pengolahan sampah.

DLH Kabupaten Jember (@dlhjemberkab) / Twitter

Tapi sepertinya masalah sampah di Pakusari tersebut sekarang sudah bisa ditangani dengan baik. Berkat tangan-tangan terampil para pegawai yang mengurusi TPA yang dikoordinatori oleh staf kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember, R.M Masbut, sekarang TPA Pakusari menjadi sangat asri, penuh warna warni dan instagenik.

Dulu Jarang Dikunjungi Kini Jadi Tempat “Selfie”

Salah satu spot foto favorit pengunjung di TPA Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (3/5/2018).

Mendengar kata Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, pasti identik dengan sesuatu yang menjijikkan, kotor, dan bau. Namun, itu tidak berlaku di TPA Pakusari di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Justru, TPA Pakusari menjadi salah satu destinasi wisata favorit warga yang ingin ber-selfie atau berswafoto dan ingin belajar mengolah sampah. Menurut Koordinator Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember, Muhammad Masbud, awalnya jarang sekali warga yang datang ke TPA Pakusari, karena stigma kotor, menjijikkan, dan bau. “Yang datang kesini, ya karyawan dan para pemulung,” ungkapnya Kamis (3/5/2018).

TPA Pakusari berdiri sejak tahun 1992 dengan luas areal 6,8 hektar. Dan setiap hari, TPA itu menampung sampah sekitar 650 meter kubik.
“Dari jumlah tersebut, yang dikelola hanya 12 persen saja atau sekitar 75 meter kubik,” katanya. Masbud menambahkan, sejak tahun 2017 lalu, pihaknya berinisiatif merubah wajah TPA tersebut ke arah wisata edukasi. “Alhamdulillah, banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, seperti Unej, IAIN Jember, Poltek, dan pelajar dari sejumlah sekolah juga datang untuk belajar pengolahan sampah disini,” katanya. Ada beragam wisata edukasi yang ditawarkan, seperti pengolahan sampah menjadi gas methan, kemudian bank sampah, dan pengolahan sampah organik. “Setiap minggu tidak kurang dari 500 pengunjung yang datang kesini, apalagi hari libur, jumlahnya pasti membludak, jadi setiap bulan kurang ada 2000 pengunjung yang datang,” ungkap Masbud.

Inilah Designer Replika Moge Raksasa dari Limbah Ban - Kabar RakyatSelain wisata edukasi, di TPA Pakusari juga menawarkan sejumlah objek untuk berfoto, yang seluruh propertinya terbuat dari sampah. “Seluruh objek yang kami jadikan spot foto menggunakan sampah. Ada pesan yang ingin kami sampaikan kepada pengunjung disini, kelolalah sampah dengan benar, dan jangan wariskan anak cucu kita dengan sampah,” ucapnya. Selain itu, di TPA tersebut juga tersedia kantin, yang pembayarannya menggunakan sampah. “Kami sediakan kantin juga disini, tetapi bayarnya pakai sampah. Kalau pesan kopi cukup bayar dengan 10 botol plastik, teh dengan 5 botol plastik, susu dengan 7 botol plastik, dan mie instan cukup dengan 10 botol plastik. Nilai edukasinya bagi masyarakat, bahwa botol bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis,” katanya.

World Cleanup Day 2021 - ANTARA News Jawa TimurSalah satu pengunjung, Agung mengaku baru pertama datang ke TPA Pakusari. Awalnya, dia ragu untuk datang ke tempat tersebut, karena dalam benaknya muncul kata- kata bau, kotor, dan pastinya menjijikkan. “Awalnya saya ragu datang kesini, tapi setelah datang lah kok berbeda ternyata. Tempatnya bersih, tidak ada bau, dan cocok untuk berfoto,” katanya tersenyum. Hal senada disampaikan, Desi. Siswa salah satu SMK di Jember ini mengaku cukup puas datang ke TPA Pakusari. Selain banyak spot untuk berfoto, dia bisa belajar mengolah sampah dengan baik. “Ternyata kalau sampah dikelola dengan baik, bisa mendapatkan uang, dan bisa mendapatkan energi untuk bahan bakar,” ungkapnya.

Tawarkan Wisata Edukasi

Tidak hanya warna warni cat yang membuat pemandangan di sekitaran TPA Pakusari makin cantik, para pengelola juga memanfaatkan berbagai barang plastik sebagai ornamen. Ada yang digantung di langit-langit, ada pula yang dimanfaatkan sebagai media tanam bunga-bunga. Jadi, sampah-sampah plastik seperti botol ataupun benda yang lainnya dimanfaatkan lagi. Sementara untuk pengunjung yang datang ke sana, mereka bisa melihat proses pengolahan sampah menjadi gas metan yang digunakan untuk alternatif bahan bakar masyarakat sekitar.

Lokasinya Instagenik

Guna menyedot para wisatawan untuk berdatangan, pihak pengelola berusaha membuat banyak spot Instagenik. Warna-warni yang cantik dengan barang-barang daur ulang dari sampah. Ada botol-botol bekas yang disulap jadi lampu hias kemudian dicat supaya bagus, dan lain sebagainya. Ada pula tempat duduk yang juga dicat sedemikian rupa sehingga jadi eye catching. Pepohonan juga dicat supaya lebih menarik. Ada pula spot foto kupu-kupu serta tempat lainnya yang cantik.

Lokasi di sekitar TPA Pakusari ini juga sangat asri karena ditanami banyak pepohonan dan bunga. Jadi tidak ada aroma yang menggangu. Siapa sangka ya, tempat sampah bisa disulap jadi lokasi wisata yang sangkat keren. Jika berencana pergi traveling ke Jember, jangan lupa mampir ke TPA Pakusari ini, biar makin sayang sama lingkungan.

Melihat Gagahnya Patung T-Rex di Zona Wisata TPA Pakusari

Sampah menjadi PR yang begitu besar bagi umat manusia. Tak hanya bagi pemerintah, sampah juga merupakan tanggung jawab bersama termasuk masyarakat. Segala macam upaya dilakukan agar sampah tak terus-terusan menjadi masalah. Jika ingin mencontoh, di Negara maju seperti Singapura, sampah bisa diolah dan menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik.

Tapi rasanya masih terlalu jauh jika berharap Negara kita memiliki inovasi semaju itu. Namun tentu Indonesia tak hanya tinggal diam saja melihat sampah menginvasi Bumi Pertiwi. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mendaur ulang sampah yang bisa didaur ulang seperti sampah plastik, kardus, dan kertas.

TPA yang Disulap Menjadi Area Wisata dan Edukasi

Pemkab Jember Berkomitmen Perbaiki Pengelolaan Sampah - Tribunjatim.comInovasi daur ulang ini yang kemudian menyulap salah satu tempat pemrosesan akhir/ TPA di Jember. TPA Pakusari berinovasi membuka wisata bernama Taman Rekreasi TPA Pakusari bagi masyarakat Jember dan sekitar sekaligus mengedukasi bagaimana cara mendaur ulang sampah dengan benar. Terobosan yang dilakukan TPA Pakusari ini tentu menjadi kabar gembira, karena sampah bisa sedikit terdaur ulang dan digunakan kembali.

Terdapat Berbagai Spot Foto Bertema Daur Ulang

Selain edukasi mengenai penanganan sampah, di sini juga terdapat beberapa spot foto yang sangat menarik. Terdapat lahan hijau dengan rumput yang sangat rapi yang dihiasi oleh beberapa spot foto. Terdapat sebuah bangunan yang terbuat dari susunan botol-botol plastik bekas, ada sebuah taman dengan air terjun buatan dan bunga yang disusun membentuk tulisan “I LOVE JBR” dan spot foto yang menjadi pilihan favorit para pengunjung adalah patung setinggi kurang lebih 5 meter berbentuk sosok monster purba Tyranosaurus Rex yang terbuat dari susunan ban karet bekas.

Gagahnya patung T-rex ini menjadi atraksi utama yang menarik banyak minat pengunjung. Setiap pengunjung yang datang pasti akan berfoto dengan patung T-rex sebagai latar belakang. Sangat menarik bahwa ban karet bekas pun bisa disusun menjadi sebuah karya seni yang gagah.

Untuk Teman Brisik yang ingin berfoto dengan pemandangan tak biasa, bisa menuju sisi sebelah timur dari area wisata. Dari sisi timur area wisata terlihat jelas gunungan sampah yang cukup luas dengan beberapa tenda beratap terpal tempat para pemulung memilah dan memilih sampah. Pemandangan tak biasa itu bisa membuat kita sedikit merenung bahwa ternyata sampah yang manusia hasilkan bisa sebanyak itu.

Di sini juga terdapat beberapa gazebo yang bisa digunakan pengunjung untuk beristirahat. Zona Rekreasi TPA Pakusari ini sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi sempat ditutup beberapa tahun yang lalu karena sampah yang membeludak. Namun saat ini mulai dibenahi dan dipercantik kembali dengan menambah beberapa spot foto yang disebutkan di atas.

Wisata ini sangat cocok untuk dikunjungi bersama keluarga, selain bisa foto-foto, kalian juga bisa mengajarkan sang buah hati agar lebih peduli terhadap lingkungan, jangan buang sampah sembarangan dan edukasi tentang penanganan sampah.

Kalian juga tak perlu khawatir akan terganggu oleh bau sampah karena percaya atau tidak, di area rekreasi tidak tercium bau sampah sama sekali. Selain itu terdapat beberapa penjual makanan di pintu masuk zona wisata.

Lokasi, Jam Operasional, dan Akomodasi

Teman Brisik yang ingin berkunjung lokasinya terletak di Jl. Mahogani, RQH6+W5C, Krajan, Kertosari, Kec. Pakusari, Kab. Jember, Jawa Timur. Buka setiap hari mulai pukul 07:00 sampai pukul 16:00. Tidak ada biaya masuk, pengunjung hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp2.000.

Untuk penginapan, karena letak TPA Pakusari agak terpencil maka penginapan terdekat ada di kawasan kampus Jember. Kalian bisa menginap di Ebizz Hotel di Jl. Kalimantan No.4, Kec. Sumbersari, Kab. Jember. Dengan tarif Rp175.200 per malam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here