SitusDuplang kamal, Situs Megalitikum Batu Menhir yang ada di Kamal, Arjasa, Jember, Jawa Timur

Peradaban di Kabupaten Jember dimulai sejak Jaman Batu Besar (Megalithikum) pada masa ± 1000 SM. Jenis batu pada jaman Megalithikum antara lain menhir, sarkopagus, batu kenong, lingga, yoni, dolmen dan lain-lain. Menhir adalah tugu dari batu tunggal yang berfungsi sebagai tanda peringatan suatu peristiwa atau tempat pemujaan roh nenek moyang. Tempat yang sering dikunjungi wisatawan, pelajar dan peneliti adalah Desa Kamal Kecamatan Arjasa. Di tempat tersebut terdapat Situs Kamal, Situs Duplang dan Situs Kendal.

Kubur batu adalah kuburan dalam tanah dimana di sekeliling sisinya (samping, atas, dan alas) diberi semacam papan dari batu. Di dalam tradisi kubur batu, disertakan pula benda-benda artefak sebagai bekal kubur berupa : gerabah, manik-manik, gelang, dan perhiasan lainnya. Terletak di lokasi situs Duplang Desa Kamal Kecamatan Arjasa.Kubur Batu Duplang Kamal No Inventaris : 56/JBR/2012 Panjang : 221 Cm Lebar : 71 Cm Tinggi : 143 Cm Bahan : Batu andesit.

Keterangan : Kondisi roboh berserakan dikarenakan akar pepohonan yang Merusak bagian atas kubur.

Koleksi : Batu kenong, Batu menhir, Kubur batu

Saat perjalanan ke Jember untuk mencari Sengon Solomon, secara tidak sengaja saya bertemu dengan Situs Duplang.

Ya ternyata di Jember ada jejak sejarah yang sangat tua. Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya dan peninggalan yang mengagumkan. Jawa Timur memiliki banyak warisan peninggalan budaya, khususnya benda bersejarah dan purbakala yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten. Salah satu peninggalan bersejarah tersebut terletak di wilayah Kabupaten Jember.

 

Papan nama Situs Duplang, Situs batu Menhir yang berada di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Bukti arkeologis berupa artefak yang ditemukan di Kabupaten Jember menjadi bukti bahwa daerah ini pernah menjadi lintasan sejarah, ataupun pilihan tempat hunian bagi manusia pada masa lalu dalam pengembaraannya mencari kehidupan yang layak dari masa ke masa baik masa prasejarah sampai masa sejarah. Jadi, tidak mengherankan apabila banyak temuan-temuan artefak cagar budaya.

Salah satunya yang saya kunjungi secara tidak sengaja, Situs Duplang

Apa itu Situs Duplang?

Situs Duplang merupakan Situs yang memiliki beberapa koleksi peninggalan pada zaman megalitikum diantaranya kubur batu, batu kenong, dan mehir.

Sesuai plang yang ada di jalan setapak untuk masuk ke Situs Duplang terdapat identitas : kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Jawa Timur.  Pemerintah Kabupaten Jember. Kantor Pariwisata dan Kebudayaan.

 

Papan Peringatan untuk tidak merusak Situs cagar budaya dan sanksinya

Tampak Plang peringatan yang sudah berlumut karena cuaca yang mendukung tumbuhnya lumut di daerah Jember, menjadi saksi bisu benda benda bersejarah di Situs Duplang ini.

 

 

Kawasan Perhutani yang didominasi Pohon Mahoni, Swietenia mahagony, Perum Perhutani Divsi Regional Jawa timur Kesatuan Pemangku Hutan Jember tempat yang berdampingan dengan Situs Duplang, di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Jember.

Lokasi Situs Duplang

Situs Duplang berlokasi di tepatnya di Desa Kamal Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Lokasinya agak jauh dari jalan Raya Jember Banyuwangi dan berada di tepi kawasan hutan milik perhutani.

Ternyata, sesuai informasi,  cagar budaya di Kabupaten Jember ditemukan beberapa lokasi penemuan benda-benda peninggalan purbakala,

  • Desa Kamal Arjasa (Situs Klanceng, Situs Kendal, Situs Duplang);
  • Desa Sukosari Sukowono (Situs Mojo dan Situs Srino);
  • Desa Seputih Mayang (Sarkopagus dan Batu Kangkang);
  • Desa Sucopangepok Jelbuk (Situs Pakel);
  • Desa Sukojember Jelbuk (Situs Suko);
  • Desa Rambipuji (Situs Prasasti Batu Gong);
  • Desa Karangbayat Sumberbaru (Situs Prasasti Congapan)

 

 

Jalan selebar 1 meter yang berpaving menjadi akses masuk ke Situs Menhir Duplang Kamal Rajasa.

 

Saya makin tertarik dan saat ketemu dengan plang situs duplang, saya pun memasuki jalan yang hanya berupa jalan selebar 1 meter yang di lapisi paving. Berjalan kaki mengikuti jalanan berpaving sekitar 50 meter dan barulah kawasan cara Budaya Situs Menhir Duplang Kamal Arjasa. Dilindungi oleh Negara Sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan Penjelasannya.

Posisi area situs duplang berada di tempat yang paling tinggi diantara sekitarnya.

 

Halaman dan papan Petunjuk,  Tamu atau Pengunjung harap lapor ke Petugas situs

Saya sampai di depan halaman Situs yang cukup luas dan ada papan petunjuk dari terpal berwarna putih dengan tulisan berwarna merah, yang mengatakan Tamu atau Pengunjung harap lapor ke Petugas situs. Dengan arah panah menunjuk ke rumah yang ada di samping situs.

Papan Infornasi Cagar Budaya Situs Menhir Duplang Kamal Arjasa. Dilindungi oleh Negara Sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan Penjelasannya.
Sesuai plang petunjuk, saya pun mencari cari petugas yang ada di situs  tapi saya tidak ketemu seorang pun.  Saya melihat ada bapak bapak tua yang sedang memperbaiki cangkul dan seorang Ibu yang menjemur baju.

 

Karena saya pikir mereka sudah tahu, saya pun menuju pintu berpagar tembok bercat putih  setinggi sekitar 80 cm an yang membatasi area Situs.

Setelah memasuki area tembok, tampak papan bertuliskan  Cagar Budaya Situs Menhir Duplang Kamal Arjasa. Dilindungi oleh Negara Sesuai Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan Penjelasannya.

 

Tampak di depan saya ada 3 area berbeda tumpukan batu dengan plang plang papan informasi.  Suasana sangat sepi dan sunyi.

Sangat sepi, lengang dan hening.  Sempat bulu kuduk berdiri, walaupun siang hari, sekitar jam 11 an siang.

 

Tampak di depan saya ada 3 area berbeda tumpukan batu dengan plang plang papan informasi.  Di ujung seperti ada bangunan yang seperti pondok, tapi saya tidak berani menuju ke sana.
Di sisi kanan dan kiri ada 2 pohon yang umurnya terlihat sangat tua dan suasananya mirip di kuburan. Sepi dan menyeramkan.  Meskipu kami bertiga, semua juga merasa singup alias berada dalam situasi yang menyeramkan. he..he…he…biar dramatis.
yang lebih seram lagi, saat kami sedang memperhatikan koleksi situs duplang, tiba tiba muncul Bapak Bapak yang sudah tua dan menyapa kami. terkaget kaget juga, tahu tahu sudah di samping kami.
“Sugeng enjang, bade mersani situs duplang nggih” – Selamat Pagi, mau melihat Situs Duplang ya, demikian sapa bapak dengan ramah. Beliau memperkenalkan diri sebagai petugas yang diamanahkan menjaga situs duplang ini dan tinggal di rumah di sebelah situs duplang.
Bapak paruh baya berpenampilan dengan gaya sederhana khas petani berjalan perlahan menghampiri. Setelah sedikit bercengkerama, ternyata beliau adalah pemilik satu-satunya rumah di area situs sekaligus menjabat sebagai juru kunci sejak tahun 1985. Tadi yang saya lihat sedang membersihkan cangkul dan bersama ibu yang sedang menjemur baju di rumah sebelah Situs Duplang.
Bapak Sudarman Abdur Rahim, namanya. Saya baru ingat. Bapak yang penuh semangat bercerita tentang Situs Duplang. Petugas yang berdedikasi tinggi seperti Pahlawan tanpa tanda jasa.
Kami pun bercengkerama dan mendapatkan cerita dari Pak Darman. Berdasarkan cerita dari sang juru kunci alias kuncen, Pak Darman, nama familiarnya, bahwa situs ini sudah lama ditemukan masyarakat Desa Kamal yakni pada kisaran abad ke-10. Waktu itu kiranya kita sekalian masih di negeri antah-berantah.
Luar biasa, mengenakan celana pendek berwarna merah marun, berpeci hitam dan memakai kaos berkerah dengan lambang bendera merah putih. Dari beliau saya mendapatkan informasi mengenai situs duplang.
Benda-Benda Peninggalan di Situs Duplang

Situs Duplang merupakan Situs yang memiliki beberapa koleksi peninggalan pada zaman megalitikum diantaranya kubur batu, batu kenong, dan mehir.

Nah khan, jadi wajar kalau saya merinding, karena ini tampaknya adalah makam kuno dari jaman megalitikum.

Ok, satu persatu akan saya bahas, karena kebetulan saya punya waktu cukup saat berada di Situs Duplang, sehingga banyak hal yang bisa dipelajari.

  1. Batu Kubur
  2. Batu Kenong
  3. Batu Menhir

 

Dokumentasi Kubur Batu alias Dolmen, Batu besar yang ditopang dengan 4 atau 6 batu disampingnya ditutup dengan papan batu berfungsi sebagai meja atau kubur batu.

Batu Kubur – Dolmen

 

Kubur Batu alias Dolmen
Batu besar yang ditopang dengan 4 atau 6 batu disampingnya ditutup dengan papan batu berfungsi sebagai meja atau kubur batu
Kubur Batu Situs Duplang No Inventaris : 56/JBR/2012 dengan dimensi ukuran area batu kubur
  • Panjang : 221 cm
  • Lebar : 71 cm
  • Tinggi : 143 cm
  • Bahan : Batu andesit
  • Keterangan : Kondisi roboh berserakan dikarenakan akar pepohonan yang merusak bagian atas kubur

Kubur batu adalah suatu bentuk budaya megalit yang pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan peti mayat. Keempat sisinya berupa dinding dimana sisi samping, alas dan tutupnya diberi semacam papan-papan dari batu yang tertata rapi seperti peti. Fungsinya adalah untuk menguburkan mayat. Didalam tradisi kubur batu disertakan pula benda benda artefak sebagai bekal kubur berupa : gerabah, manik-manik, gelang dan perhiasan.

Kubur batu yang berada di Situs Duplang atau Situs Kamal adalah kubur batu masyarakat sekitar yang dahulu bermukim di sekitar Situs Kamal. Kalau kita melihat kondisi topografi dari daerah sekitar Situs Kamal, dapat diperkirakan bahwa kubur batu melingkar menuju keatas ketempat yang posisinya lebih tinggi, sehingga untuk mencapai surga akan lebih cepat.Kubur Batu merupakan tempat pemakaman atau peti mayat yang di dalamnya terdapat jenazah yang di simpan dalam keadaan terbaring dengan posisi kepala kearah ke tempat yang lebih tinggi.

Pantas saja posisi Situs Duplang berada di lokasi yang paling tinggi di bandingkan area di sekitar Situs Duplang.  Ternyata biar cepat masuk surga. Baru tahu saya….

Sayang nya saat ditemukan, bukti manik manik yang ada di Kubur Batu sudah tidak ada. Di dalam kubur batu selalu ada bekal kubur berupa manik-manik serta perhiasan, tergantung dari kelas sosial pada waktu kehidupan sang mayat. Semua kubur yang ada di sekeliling Desa Kamal semuanya menghadap ke kubur batu yang ada di Desa Kamal maksudnya, kepala orang yang meninggal selalu mengarah ke kubur batu di Desa Kamal, mereka mengarah ke arah kubur batu tersebut karena orang yang di makamkan di kubur batu tersebut adalah tokoh masyarakat atau kepala suku.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here