Nasi Pecel Pincuk Khas Stasiun Garahan, Berasa Banget Enaknya
Kabupaten Jember merupakan salah satu tempat yang memiliki aneka ragam kuliner yang patut untuk dicoba.
Salah satunya adalah nasi pecel pincuk khas Stasiun Garahan, yang cukup dikenal oleh kalangan wisatawan lokal dan mancanegara.Ciri khas nasi pecel ini, dibungkus dengan daun pisang hijau yang dibentuk menyerupai limas.
Di era tahun 2000-2013, penjual nasi pecel pincuk dapat kita jumpai saat kita menaiki kereta api dari Jember menuju Banyuwangi dan sedang berhenti di Stasiun Garahan.Namun, sejak tahun 2014, tidak ada lagi kereta api yang berhenti di stasiun tersebut dan menyebabkan para penjual nasi pecel pincuk berpindah lokasi.
Sekarang, kita dapat menjumpainya di tepi-tepi jalan nasional Desa Garahan, Kecamatan Silo yang menjadi jalur penghubung antara kabupaten Jember dan kabupaten Banyuwangi.
Terdapat satu penjual nasi pecel pincuk yang masih bertahan berjualan di Stasiun Garahan hingga saat ini meskipun Kereta Api sudah tidak lagi berhenti di Stasiun tersebut.
Ida (62 tahun), warga asli sekitar yang masih berjualan nasi pecel pincuk di samping stasiun Garahan sampai saat ini menyampaikan alasan dirinya masih berjualan di sekitar stasiun adalah agar masyarakat dan wisatawan masih bisa merasakan sensasi makan nasi pecel di pinggir rel kereta sekaligus bernostalgia.
“Orang-orang pasti merindukan momen ketika naik kereta lalu berhenti di Stasiun Garahan dan membeli nasi pecel pincuk, apalagi mereka-mereka yang sering pulang pergi naik kereta dari jember ke banyuwangi saat itu. Maka dari itu, meskipun sudah nggak ada kereta berhenti di stasiun ini, saya masih berjualan disini agar orang-orang juga bisa bernostalgia,” tutur Ida saat dikonfirmasi, Sabtu (30/10).
Wanita yang akrab dipanggil ‘Bu Ida’ tersebut juga menginginkan agar nantinya kereta api berhenti lagi di Stasiun Garahan.“Semoga ada kereta api yang berhenti lagi di stasiun ini, biar penumpang masa kini juga bisa merasakan makan nasi pecel pincuk di dalam kereta. Dan penjual nasi pecel pincuk yang lainnya juga dapat mempromosikan lagi kuliner khas desa kami melalui penumpang kereta api,” tutupnya.
Pecel Khas Jember yang Sarat Akan Sejarah
Pecel merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur yang sudah sangat terkenal. Pada umumnya, pecel adalah kulupan (sayur rebus) yang kemudian dibumbui dengan sambal kacang, lalu dimakan bersama nasi dan dilengkapi lauk tempe, tahu dan kerupuk. Pecel cocok dimakan kapan saja, mulai dari sarapan, makan siang, sampai makan malam. Nutrisi, protein dan gizi lengkap yang terkendung dalam pecel membuat makanan ini menjadi salah satu makanan sehat. Apalagi harganya yang murah benar-benar merepresentasikan kata “murah meriah”.
Pecel Madiun adalah salah satu pecel yang paling terkenal. Cobalah tengok di kota tempat Teman Brisik tinggal, saya yakin pasti bisa ditemui setidaknya satu warung Pecel Madiun. Tapi, Jember juga punya pecel yang khas dan tak hanya nikmat, namun juga sarat akan nilai-nilai sejarah.
Pecel yang Penuh Dengan Nilai Sejarah
Jika Teman Brisik pernah menaiki kereta api menuju Kota Banyuwangi sebelum tahun 2007, mungkin pernah merasakan pengalaman berhenti di sebuah stasiun lalu para penumpang berhemburan keluar untuk menikmati sebuah hidangan sederhana yang dibungkus daun pisang. Itulah Pecel Pincuk Garahan.
Sebelum pihak PT KAI memberlakukan larangan bagi para penjual untuk berjualan di stasiun, daerah Stasiun Garahan menjadi stasiun favorit para penumpang kereta api ke arah Banyuwangi ataupun sebaliknya. Ketika kereta api sampai di Stasiun Garahan, kereta api tak hanya berhenti untuk menaikkan penumpang, akan tetapi juga memberi kesempatan bagi penumpang lain untuk menikmati salah satu makanan khas yang menjadi ikon Stasiun Grahan. Para penjual pecel keliling pun akan dengan senang hati melayani setiap pembeli yang keluar dari kereta maupun yang memilih untuk makan di dalam kereta. Para penjual ini sudah berjualan selama berpuluh-puluh tahun, bahkan ada yang berjualan mulai dari tahun 1974 yang saat itu harga seporsi pecel masih seharga Rp25 saja.
Memiliki Cita Rasa yang Khas
Rasa pedas yang unik dan lebih kuat daripada pecel jenis lain, membuat pecel Garahan memiliki banyak penggemar dan konsumen setia. Setiap hari para penjual pecel keliling tak pernah sepi pembeli, bahkan ada yang memang sengaja berkunjung ke Stasiun Garahan hanya untuk menikmati pecel ini. Ditambah dengan suasana stasiun yang masih bergaya zaman Belanda membuat makan pecel di Stasiun Garahan terasa lebih sedap. Namun sejak pelarangan berjualan di dalam stasiun dan dalam kereta, pemandangan yang seolah menjadi ciri khas Stasiun Grahan tak pernah terlihat lagi.
Pecel Pincuk Garahan tentu tak akan punah semudah itu. Nama yang sudah terkenal dan banyaknya konsumen yang ingin kembali merasakan pecel khas ini membuat para penjual pecel yang dulunya berkeliling stasiun, beralih membuka warung di pinggir jalan raya Jember-Banyuwangi. Warung mereka berjejer di pinggir jalan tepat sebelum masuk perbatasan Jember-Banyuwangi di Gunung Gumitir.
Letak dan Akses Menuju Garahan
Bagi Teman Brisik yang sedang dalam perjalanan menuju Banyuwangi atau dari Banyuwangi menuju kota Jamber atau lainnya, bisa mampir untuk merasakan kenikmatan pecel yang berbeda dengan pecel lainnya. Tinggal pilih mau masuk ke warung yang mana, tingkat kenikmatan mungkin berbeda, tapi rasa yang khas tetaplah sama.
Selain rasa pecel yang nikmat, daerah Garahan juga menyajikan pemandangan alam yang indah dari megahnya Gunung Gumitir. Rata-rata warung pecel Garahan buka mulai pukul 8 pagi sampai dengan pukul 10 malam. Untuk bisa menikmati Pecel Pincuk Garahan, kamu memang harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk pergi secara langsung ke daerah Garahan, karena belum tersedia pemesanan secara online. Jaraknya sekitar 20 Kilometer dari pusat Kota Jember. Kamu bisa naik kendaraan pribadi ataupun menggunakan kendaraan umum seperti Bus dan Ojol.
Dari pusat kota (Alun-alun) Jember ke arah selatan masuk gladak kembar, belok kiri masuk Jalan Letjen Panjaitan, terus lurus sampai Kecamatan Mayang, lalu belok kanan masuk jalan raya kabupaten ke arah Banyuwangi. Terus lurus sekitar sepuluh kilometer maka sudah sampai di Garahan. Harga Pecel Garahan sangat murah, mulai dari Rp5.000 saja sudah bisa kenyang. Benar-benar murah meriah kan?